"insert joystick and push
slowly" , lalu kutanyakan kepada teman teman FB ku apa kira kira
artinya? maka beragam jawaban pun muncul ,
padahal maksud dari
kalimat yang kutulis tadi "insert joystick and push slowly" dalam
pemahaman dan maksudku adalah "masukkan alat kendali dan tekan dengan
perlahan" ,
namun bila kita terjemahkan secara literal dan tekstual belaka maka kalimat dari "insert joystick and push slowly" akan menjadi "masukkan batang senang dan tekan pelan pelan" , maka terjemahan itu akhirnya malah jauh dari maksud dan pemahaman si pembuat perintah (statetment) akhirnya muncul lah dugaan bahwa itu kalimat vulgar atau porno.
namun bila kita terjemahkan secara literal dan tekstual belaka maka kalimat dari "insert joystick and push slowly" akan menjadi "masukkan batang senang dan tekan pelan pelan" , maka terjemahan itu akhirnya malah jauh dari maksud dan pemahaman si pembuat perintah (statetment) akhirnya muncul lah dugaan bahwa itu kalimat vulgar atau porno.
artinya dalam menterjemahkan juga harus memahami betul
kalimat dari si pembuat perintah (statetment) , jika tidak difahami
dengan benar maka maknanya akan menjadi jauh dari pemahaman yang
dimaksudkan dari si pembuat perintah. itulah sebabnya bahwa pemahaman
terjemahan literal tekstual belaka amatlah berbahaya, selain merancukan
dan mengaburkan makna sebenarnya , juga dapat menyesatkan si pembaca
dan bila pemahaman terjemahan literal tekstual ini diajarkan kepada
orang lain maka malah akan jadi sesat menyesatkan.
lalu apa hubungannya penjelasan diatas dengan kidung agung dalam kitab injil/bible nasrani (kristen)?
berikut penjelasannya :
NABI dan RASUL menerima wahyu ALLAHU, ketika wahyu tersebut turun dan
sampai kepada NABI dan RASUL maka mereka para NABI dan RASUL menjadi
penterjemah bahasa ilahiah untuk ummat manusia, melalui lisan merekalah
akhirnya bahasa ilahiah wahyu itu disampaikan kepada ummat, adapun
bahasa para NABI dan RASUL sesuai dengan bahasa dimana mereka tinggal
dan diutus, bila mereka diutus dan tinggal dinegeri YAHUDI maka wahyu
itu akan disampaikan dengan bahasa orang orang YAHUDI, dan bila mereka
diutus dan tinggal di negeri NASRANI maka wahyu itu akan disampaikan
dalam bahasa orang orang NASRANI, dan bila ia diutus dan tinggal di ARAB
maka wahyu itu akan disampaikan dalam bahasa orang orang ARAB, karena
itulah bahasa wahyu itu diturunkan dalam bahasa yang disukai para NABI
atau dalam logat dialek para NABI dimana dia bermukim, bahasa ini
disebut bahasa ajnam (bahasa yang dialek dan logat bahasa NABI itu
sendiri)
MUSA A.S diturunkan untuk ummat bani ISRAEL, maka bahasa
yang digunakan MUSA A.S dalam menyampaikan wahyu tentulah dengan dialek
bahasa hebrew (YAHUDI) , dan bila ada wahyu yang keluar dari lisan MUSA
A.S maka akan dicatat dalam bahasa hebrew,
ISA A.S diturunkan
untuk ummat bani ISRAEL di nazaret, maka bahasa yang digunakan ISA A.S
dalam menyampaikan wahyu tentulah dengan dialek bahasa nazaret (IBRANI) ,
dan bila ada wahyu yang keluar dari lisan ISA A.S maka akan dicatat
dalam bahasa IBRANI,
MUHAMMAD SAW diturunkan di jazirah ARAB,
maka bahasa yang digunakan MUHAMMAD SAW dalam menyampaikan wahyu
tentulah dengan dialek bahasa ARAB, dan bila ada wahyu yang keluar dari
lisan NABI MUHAMMAD SAW maka akan dicatat dalam bahasa ARAB,
dahulu saja tentang pembacaan ALQUR'AN dengan dialek dan logat saja
sampai menjadi perselisihan, pasalnya setiap suku dan bani merasa dialek
dan logatnyalah yang paling terbaik, perselisihan itu hampir berimbas
berujung kepada perperangan, namun akhirnya musyawarahpun dilakukan dan
kesepakatan pun dapat diambil, bahwa pembacaan ALQUR'AN yang terbaik
adalah BAHASA ARAB dengan logat dan dialek suku QURAISY sebab NABI
MUHAMMAD SAW berasal dari suku QURAISY yang dialek dan logat percakapan
maupun komunikasi beliau sehari hari menggunakan dialek dan logat suku
QURAISY
pada masa RASULULLAH SAW ada beberapa ahli kitab yang
memberikan kitab agama mereka masing masing yang isinya telah
ditranslate ke dalam bahasa ARAB agar dapat dibaca oleh beberapa SAHABAT
(orang orang ARAB), kemudian mereka para SAHABAT menanyakan hal itu
pada RASULULLAH SAW, lalu beliau mengatakan kitab kitab mereka telah
berubah dan terjadi perubahan sehingga kebenaran dalam kitab mereka
menjadi rancu dan kabur, lalu sahabat bertanya bagaimana sikap seorang
muslim terhadap kitab agama agama samawi terdahulu yang berubah dan
terjadi perubahan tersebut ? NABI MUHAMMAD SAW bersabda " jangan lah
kalian membenarkan seluruhnya dan jangan pula menyalahkan seluruhnya" ,
artinya kitab kitab agama samawi sebelumnya sebagiannya adalah benar dan
sebagiannya adalah salah.
mengapa kitab agama samawi sebelumnya
terjadi perubahan hingga sebagian isinya benar dan sebagian lagi isinya
menyalahi atau berubah?
jawabannya karena keoriginalitasan
tulisan asli dari kitab agama samawi itu sudah tidak ada lagi, kitab
agama samawi itu telah diterjemahkan dalam bahasa masing masing daerah
namun kitab yang berisi tulisan original sudah tidak ada lagi , fatalnya
lagi , sebelum kitab yang berisikan tulisan original itu hilang, kitab
itu diterjemahkan dalam bahasa literal dan tekstual belaka, begitu kitab
asli itu hilang dan lenyap, maka yang dijadikan rujukan tinggallah
kitab terjemahan literal dan tekstual untuk dibaca, kemudian kitab
terjemahan literal dan tekstual ini di terjemahkan lagi ke dalam bahasa
daerah daerah lain secara literal dan tekstual , akibatnya terjadi lagi
perubahan arti dan makna dari isi dari kitab suci yang sebelumnya, wal
hasil secara sadar atau tidak sadar akhirnya pembaca kitab suci
terjemahan literal dan tekstual tersebut telah tersesat jauh dari isi
dan makna aslinya , makanya tak heran bila ditemukan kata kata dalam
kitab suci yang telah diterjemahkan dalam bahasa literal dan tekstual
masing masing daerah, terdapat kata kata kasar, vulgar , porno dan tak
layak.
seperti contoh sebelumnya dimana saya mencoba mengetes
publik dengan kalimat ini "insert joystick and push slowly" maka muncul
jawaban terjemahan yang beragam diantaranya :
1. "masukkan batang senang lalu tekan pelan pelan"
2. "masukkan k****l mu dan tekan pelan pelan
3. "masukkan d**do dan tekan perlahan
padahal maksud dan isi tulisan kalimat saya sendiri adalah "masukkan
alat kendali dan tekan secara perlahan" , namun bila kalimat "masukkan
alat kendali dan tekan secara perlahan" bila diterjemahkan kembali dalam
bahasa inggris malah berubah lagi menjadi
"insert equipment control and push with slow" , itulah sebabnya kemurnian kitab SUCI itu dibutuhkan, dan oleh sebab itu kemurnian kitab suci itu dibutuhkan keoriginalitasan tulisan awalnya agar bilamana terjadi kerancuan dan kesalahan terjemah dapat ditelusuri. karena itulah ALLAHU SWT telah menyatakan akan menjaga kemurnian ALQUR'AN , bagaimana ALLAHU SWT menjaga kemurnian ALQUR'AN ? dengan adanya para hafidz ALQUR'AN sehingga keoriginalitasan bacaan ALQUR'AN tetap terjaga keoriginalitasannya, jika terjadi perubahan atau kesalahcetakan ALQUR'AN maka para hafidz inilah yang lebih dahulu mengetahuinya.
"insert equipment control and push with slow" , itulah sebabnya kemurnian kitab SUCI itu dibutuhkan, dan oleh sebab itu kemurnian kitab suci itu dibutuhkan keoriginalitasan tulisan awalnya agar bilamana terjadi kerancuan dan kesalahan terjemah dapat ditelusuri. karena itulah ALLAHU SWT telah menyatakan akan menjaga kemurnian ALQUR'AN , bagaimana ALLAHU SWT menjaga kemurnian ALQUR'AN ? dengan adanya para hafidz ALQUR'AN sehingga keoriginalitasan bacaan ALQUR'AN tetap terjaga keoriginalitasannya, jika terjadi perubahan atau kesalahcetakan ALQUR'AN maka para hafidz inilah yang lebih dahulu mengetahuinya.
nah inilah akibatnya
kalau penterjemahan dari suatu kalimat hanya bersandarkan literal dan
tekstual belaka bisa sesat menyesatkan.
terjemahan literal
tekstual berakibat benar sebagian dan salah sebagian sehigga arti dan
makna kalimat itu menjadi rancu, karena menjadi rancu maka akan
menyesatkan pembacanya bila hanya bersandar pada terjemahan literal dan
tekstual, jadi sungguh tepat jawaban NABI dalam menyikapi kitab kitab
agama samawi terdahulu yaitu "janganlah kalian membenarkan seluruhnya
dan jangan pula menyalahkan seluruhnya" ,seperti contoh saya sebelumnya
dengan contoh kalimat "insert joystick and push slowly" yang
diterjemahkan secara literal dan tekstual yang berakibat benar sebagian
terjemahannya dan salah sebagian terjemahannya.
jika agama samawi
terdahulu dapat tersesat hanya karena terjemahan literal tekstual
belaka , lalu bagaimana dengan ISLAM yang berkitabkan ALQUR'ANUL KARIM ?
inilah yang terjadi saat ini dimana muncul suatu kelompok yang memahami
ALQUR'AN dan HADIST hanya bersandarkan terjemahan literal dan tekstual
belaka, golongan ini dikenal salafiwahabi, mereka hendak menghancurkan
agama samawi yang terakhir yaitu ISLAM dengan pemahaman literal dan
tekstual belaka, akibatnya pemahaman salafiwahabi selalu menimbulkan
perselisihan dan tuduhan yang keji terhadap golongan ummat ISLAM lainnya
yang tidak sefaham dan tidak segolongan dengan mereka, tuduhan yang
muncul diantaranya ahlul bid'ah, sesat, KAFIR dan sekarang lagi ngetrend
saat ini menuduh SYIAH dengan seenaknya kepada AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
(ASWAJA).
seorang temanku yang mantan misionaris dan mantan
pendeta pernah aku tanyakan "apakah aku bisa mendapatkan kitab asli yang
berbahasa IBRANI yang dituliskan oleh murid murid NABI ISA A.S (Yesus)
tentang kidung agung ?" , temanku menjawab "tidak ada bang jefri , sudah
tidak ada lagi sebab secara sejarah waktu ke kaisaran NERO kitab kitab
injil yang bertuliskan teks naskah asli semuanya telah dibakar oleh
kaisar NERO, memangnya kenapa bang jefri ? kok tertarik dengan kidung
agung ?" , aku menjawab " sebab didalam kidung agung ada nama yang
disebut "makhmadim" dan bila dapat ditelusuri melalui kitab injil yang
masih asli teks teksnya maka saya yakin kidung agung itu adalah ungkapan
syair sholawat untuk NABI MUHAMMAD SAW, saya kurang yakin terjemahan
injil sekarang tepat atau mendekati arti dari teks sebenarnya, karena
itulah saya butuh kitab injil asli yang ditulis oleh murid NABI ISA A.S
sendiri untuk mengetahui teks asli dari kidung agung",
teman ku
yang mantan misionaris dan mantan pendeta itu bertanya "apa alasan kuat
bang jefri menyatakan kidung agung itu adalah syair yang ditujukan untuk
NABI MUHAMMAD SAW ?" , aku menjawab "kidung itu artinya syair syair
pujian yang dalam bahasa arab disebut sholawat, agung makna dari yang
terpuji sedangkan sinonim yang terpuji adalah MUHAMMAD, jadi "kidung
agung = SHOLAWAT MUHAMMAD" karena itulah dalam kidung agung ada nama
yang disebut dengan kata 'makhmadim', turki sebelumnya adalah wilayah
bizantyum dimana masyarakatnya sebagian besar adalah penganut kristen
ortodok , kristen ortodok lebih dulu dan lebih tua daripada kristen
katolik dan protestan, masyarakat byzantium yang beragamakan kristen
ortodok sebagian besar ras bangsa armenia, logat dialek bangsa armenia
menggunakan logat dialek akhiran "im" , sedangkan romawi dengan logat
dan dialek "us" , ras armenia sendiri adalah bangsa yang diyakini
bahasanya lebih dekat dengan bahasa NABI ISA A.S (YESUS) sendiri
ketimbang bahasa YAHUDI ROMAWI, karena itulah saya ingin melihat kidung
agung yang ditulis dalam teks aslinya dan tentunya saya akan lebih
percaya bila injil itu ditulis sendiri oleh murid murid atau sahabat
NABI ISA A.S sendiri , sebagaimana ALQUR'AN yang teks naskahnya ditulis
oleh para SAHABAT NABI SAW sendiri"
temanku berkata "tapi sayang sekali bang, kitab injil yang ditulis dengan teks asli saat ini sudah tidak ada lagi"
selanjutnya walaupun ALQUR'AN yang merupakan bahasa wahyu ilahiah telah
ditranslate melalui lisan suci NABI MUHAMMAD SAW dengan bahasa dan
dialek NABI MUHAMMAD SAW sendiri maka bukan berarti sudah serta merta
dapat difahami secara literal dan tekstual belaka, lho kok begitu ?
yach, walaupun ALQUR'AN dituliskan dan diucapkan dalam logat dan dialek
bahasa ARAB, para SAHABAT sendiri membutuhkan sang pentranslator yang
dapat menjelaskan kalimat tekstual wahyu tersebut agar tidak terjadi
kesalahfahaman dan tidak terjadi tuduhan keji terhadap seseorang,
contohnya kisah abdullah bin abbas yang dijuluki "sang kyahi ummat
sekarang ini" berdial dengan kaum khawarij yang memahami ALQUR'AN secara
literal dan tekstual belaka , berikut cuplikan kisahnya :
---------------------------------------------------
Tanya Ibnu Abbas: -- "Hal-hal apakah yang menyebabkan tuan-tuan menaruh dendam terhadap Ali ... ?"
Ujar mereka: -"Ada tiga hal yang menyebabkan kebencian kami padanya: -
Pertama dalam Agama Allah ia bertahkim kepada manusia, padahal Allah berfirman: '"Tak ada hukum kecuali bagi Allah ... !')
Kedua, ia berperang, tetapi tidak menawan pihak musuh dan tidak pula mengambil barta rampasan. Seandainya pihak lawan itu orang-orang kafir, berarti harta mereka itu halal. Sebaliknya bila mereka orang-orang beriman maka haramlah darahnya ... !)
Dan ketiga, waktu bertahkim, ia rela menanggalkan sifat Amirul Mu'minin dari dirinya demi mengabulkan tuntutan lawannya. Maka jika ia sudah tidak jadi amir atau kepala bagi orang-orang Mu'min lagi, berarti ia menjadi kepala bagi orang-orang kafir... !"3)
Lamunan-lamunan mereka itu dipatahkan oleh Ibnu Abbas, katanya: -- "Mengenai perkataan tuan-tuan bahwa ia bertahkim kepada manusia dalam Agama Allah, maka apa salahnya ... ?
Bukankah Allah telah berfirman:
"Hai orang-orang beriman! Janganlah halian membunuh binatang buruan, sewaktu halian dalam ihram! Barang siapa di antara kalian yang membunuhnya dengan sengaja, maka hendaklah ia membayar denda berupa binatang ternak yang sebanding dengan hewan yang dibunuhnya itu, yang untuk menetapkannya diputuskan oleh dua orang yang adil di antara kalian sebagai hahimnya ... !" (Q.S. 5 al-hlaidah: 95)
Nah, atas nama Allah cobalah jawab: "Manakah yang lebih penting, bertahkim kepada manusia demi menjaga darah kaum Muslimin, ataukah bertahkim kepada mereka mengenai seekor kelinci yang harganya seperempat dirham ... ?"
Para pemimpin Khawarij itu tertegun menghadapi logika tajam dan tuntas itu. Kemudian "kyai ummat ini" melanjutkan bantahannya: -
"Tentang ucapan tuan-tuan bahwa ia perang tetapi tidak melakukan penawanan dan merebut harta rampasan, apakah tuan-tuan menghendaki agar ia mengambil Aisyah istri Rasulullah shallallahu alaihi wasalam dan Ummul Mu'minin itu sebagai tawanan, dan pakaian berkabungnya sebagai barang rampasan ... ?"
Di sini wajah orang-orang itu jadi merah padam karena main, lain menutupi muka mereka dengan tangan ...,sementara Ibnu Abbas beralih kepada soal yang ketiga katanya: -
"Adapun ucapan tuan-tuan bahwa ia rela menanggalkan sifat Amirul Mu'minin dari dirinya sampai selesainya tahkim, maka dengarlah oleh tuan-tuan apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam di hari Hudaibiyah, yakni ketika ia mengimlakkan surat perjanjian yang telah tercapai antaranya dengan orang-orang Quraisy. Katanya kepada penuiis: "Tulislah: Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad Rasulullah ... ". Tiba-tiba utusan Quraisy menyela: 'Demi Allah, seandainya kami mengakuimu sebagai Rasulullah, tentulah kami tidak menghalangimu ke Baitullah dan tidak pula akan memerangimu ... ! Maka tulislah:
Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !"
Kata Rasulullah kepada mereka: "Demi Allah, sesungguhnya saya ini Rasulullah walaupun kamu tak hendak mengakuinya…"
Lalu kepada penulis surat perjanjian itu diperintahkannya:
"Tulislah apa yang mereka kehendaki! Tulis: Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !"
Demikianlah, dengan cara yang menarik( dan menakjubkan ini, berlangsung soal jawab antara Ibnu Abbas dan golongan Khawarij, hingga belum lagi tukar fikiran itu selesai, duapuluh ribu orang di antara mereka bangkit serentak, menyatakan kepuasan mereka terhadap keterangan-keterangan Ibnu Abbas dan sekaligus memaklumkan penarikan diri mereka dari memusuhi Imam Ali... !
---------------------------------------------------
Tanya Ibnu Abbas: -- "Hal-hal apakah yang menyebabkan tuan-tuan menaruh dendam terhadap Ali ... ?"
Ujar mereka: -"Ada tiga hal yang menyebabkan kebencian kami padanya: -
Pertama dalam Agama Allah ia bertahkim kepada manusia, padahal Allah berfirman: '"Tak ada hukum kecuali bagi Allah ... !')
Kedua, ia berperang, tetapi tidak menawan pihak musuh dan tidak pula mengambil barta rampasan. Seandainya pihak lawan itu orang-orang kafir, berarti harta mereka itu halal. Sebaliknya bila mereka orang-orang beriman maka haramlah darahnya ... !)
Dan ketiga, waktu bertahkim, ia rela menanggalkan sifat Amirul Mu'minin dari dirinya demi mengabulkan tuntutan lawannya. Maka jika ia sudah tidak jadi amir atau kepala bagi orang-orang Mu'min lagi, berarti ia menjadi kepala bagi orang-orang kafir... !"3)
Lamunan-lamunan mereka itu dipatahkan oleh Ibnu Abbas, katanya: -- "Mengenai perkataan tuan-tuan bahwa ia bertahkim kepada manusia dalam Agama Allah, maka apa salahnya ... ?
Bukankah Allah telah berfirman:
"Hai orang-orang beriman! Janganlah halian membunuh binatang buruan, sewaktu halian dalam ihram! Barang siapa di antara kalian yang membunuhnya dengan sengaja, maka hendaklah ia membayar denda berupa binatang ternak yang sebanding dengan hewan yang dibunuhnya itu, yang untuk menetapkannya diputuskan oleh dua orang yang adil di antara kalian sebagai hahimnya ... !" (Q.S. 5 al-hlaidah: 95)
Nah, atas nama Allah cobalah jawab: "Manakah yang lebih penting, bertahkim kepada manusia demi menjaga darah kaum Muslimin, ataukah bertahkim kepada mereka mengenai seekor kelinci yang harganya seperempat dirham ... ?"
Para pemimpin Khawarij itu tertegun menghadapi logika tajam dan tuntas itu. Kemudian "kyai ummat ini" melanjutkan bantahannya: -
"Tentang ucapan tuan-tuan bahwa ia perang tetapi tidak melakukan penawanan dan merebut harta rampasan, apakah tuan-tuan menghendaki agar ia mengambil Aisyah istri Rasulullah shallallahu alaihi wasalam dan Ummul Mu'minin itu sebagai tawanan, dan pakaian berkabungnya sebagai barang rampasan ... ?"
Di sini wajah orang-orang itu jadi merah padam karena main, lain menutupi muka mereka dengan tangan ...,sementara Ibnu Abbas beralih kepada soal yang ketiga katanya: -
"Adapun ucapan tuan-tuan bahwa ia rela menanggalkan sifat Amirul Mu'minin dari dirinya sampai selesainya tahkim, maka dengarlah oleh tuan-tuan apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam di hari Hudaibiyah, yakni ketika ia mengimlakkan surat perjanjian yang telah tercapai antaranya dengan orang-orang Quraisy. Katanya kepada penuiis: "Tulislah: Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad Rasulullah ... ". Tiba-tiba utusan Quraisy menyela: 'Demi Allah, seandainya kami mengakuimu sebagai Rasulullah, tentulah kami tidak menghalangimu ke Baitullah dan tidak pula akan memerangimu ... ! Maka tulislah:
Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !"
Kata Rasulullah kepada mereka: "Demi Allah, sesungguhnya saya ini Rasulullah walaupun kamu tak hendak mengakuinya…"
Lalu kepada penulis surat perjanjian itu diperintahkannya:
"Tulislah apa yang mereka kehendaki! Tulis: Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !"
Demikianlah, dengan cara yang menarik( dan menakjubkan ini, berlangsung soal jawab antara Ibnu Abbas dan golongan Khawarij, hingga belum lagi tukar fikiran itu selesai, duapuluh ribu orang di antara mereka bangkit serentak, menyatakan kepuasan mereka terhadap keterangan-keterangan Ibnu Abbas dan sekaligus memaklumkan penarikan diri mereka dari memusuhi Imam Ali... !
---------------------------------------------------
dari kisah abullah bin abbas dapat kita ketahui, sekalipun wahyu itu
turun dalam bahasa ARAB dan dapat dilafazkan dengan orang ARAB itu
sendiri namun tidak serta merta apa yang diucapkannya adalah pemahaman
yang benar dan sesuai dengan makna ALQUR'AN itu sendiri, khawarij adalah
orang ARAB berdialek ARAB, abdullah bin abbas juga orang ARAB dengan
dialek dan logat ARAB, namun mengapa ABDULLAH BIN ABBAS lebih mengetahui
dari maksud dan isi dari literal tekstual wahyu tersebut ketimbang
khawarij ? sebab abdullah bin abbas adalah sahabat yang dido'akan NABI
MUHAMMAD SAW agar diberikan pengetahuan agama secara mendalam dan juga
takwil, makanya abdullah bin abbas di juluki "sang kyahi ummat"
apa tujuan saya membahas makhmadim dan kidung agung ? apa untuk memaksa
Nasrani (kristen) untuk mengimani NABI ku yang bernama MUHAMMAD ? apa
untuk melecehkan dan merendahkan keimanan pengikut agama nasrani
(kristen) ? TIDAK !!! beribu ribu kali saya ucapkan TIDAK !!! bukan itu
tujuan dan maksud saya, tidak ada paksaan dalam beragama, saya membahas
ini agar seluruh publik ketahui bahwa :
"HANCUR DAN TERSESAT NYA UMMAT AGAMA SAMAWI SAAT MULAI MEMAHAMI WAHYU HANYA BERSANDARKAN LITERAL DAN TEKSTUAL BELAKA TANPA ADA GURU PEMBIMBING ATAUPUN TANPA ADA PENERUS ILMU DARI WAHYU KENABIAN TERSEBUT"
"HANCUR DAN TERSESAT NYA UMMAT AGAMA SAMAWI SAAT MULAI MEMAHAMI WAHYU HANYA BERSANDARKAN LITERAL DAN TEKSTUAL BELAKA TANPA ADA GURU PEMBIMBING ATAUPUN TANPA ADA PENERUS ILMU DARI WAHYU KENABIAN TERSEBUT"
perlu ummat nasrani (kristen)
ketahui, agama kami yaitu muslim amat menghargai dan menghormati
perbedaan, bahkan ISLAM sendiri memulyakan ISA A.S (YESUS) dan siti
MARYAM (BUNDA MARIA) , ISLAM lah yang dulunya gigih membela dari
penghinaan dan pelecehan kaum YAHUDI terhadap ISA A.S yang menyebut
beliau anak najis dan haram, NABI MUHAMMAD SAW datang dengan membantah
dan mematahkan tujuan keji kaum YAHUDI tersebut dengan mengatakan bahwa
IS A A.S adalah seorang NABI dan RASUL yang suci , ISA A.S bukanlah anak
haram sebagaimana tuduhan keji kaum YAHUDI, YAHUDI juga menyebut
MARYAM telah berzina, maka NABI MUHAMMAD SAW menyatakan bahwa MARYAM
adalah wanita sholeh dan suci dan sama sekali tidak berzina, bahkan ada
satu surah ALQUR'AN yang mengabadikan namanya, surah itu disebut SURAH
MARYAM.
agama nasrani (kristen) berubah dan mengalami perubahan
karena literal tekstual wahyu yang tertulis dalam injil yang masih
original sudah tidak ada lagi untuk ditelusuri kebenaran isi wahyu
tersebut, makanya dalam kristen sendiri ada kaum khawarij kristennya
yang memahami injil dengan pemahaman berdasarkan terjemahan literal dan
tekstual belaka,
dan kini kami muslim saat ini juga sedang
diguncang dan diserang secara masif dan militan oleh kaum yang
berpemahaman terjemahan literal dan tekstual belaka yang menimbulkan
perselisihan dan perpecahan dalam tubuh ummat ISLAM, mereka adalah neo
khawarij yang saat ini disebut SALAFIWAHABI, belajar dari sejarah
bagaimana agama samawi bisa rusak dan berpecah belah lantaran kaum
berpemahaman literal dan tekstual ini dapat memecah belah ummat agama
samawi dahulu, maka kami ummat MUSLIM khususnya AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
tengah berupaya menghadapi dan melawan golongan mereka yang menyusup
dalam DINUL ISLAM.
jadi dalam hal ini saya tidak berniat
melecehkan atau merendahkan mereka yang berkeyakinan beragama nasrani
(kristen) tapi hanya ingin mengungkapkan fakta sejarah sebenarnya.
"lakum dinukum waliyadin"
sebagaimana apa yang diucapkan NABI kami MUHAMMAD BIN ABDULLAH dalam perjanjian hudaibiyah :
"Demi Allah, sesungguhnya saya ini Rasulullah walaupun kamu tak hendak mengakuinya…"
Lalu kepada penulis surat perjanjian itu diperintahkannya:
"Tulislah apa yang mereka kehendaki! Tulis: Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !"
Lalu kepada penulis surat perjanjian itu diperintahkannya:
"Tulislah apa yang mereka kehendaki! Tulis: Inilah yang telah disetujui oleh Muhammad bin Abdullah ... !"
maka sekalipun NABI MUHAMMAD SAW tidak diakui sebagai NABI dan RASUL
oleh NON MUSLIM maka sesungguhnya MUHAMMAD BIN ABDULLAH tetaplah
RASULULLAH.
dan sikap saya terhadap kitab kitab agama lain sesuai
dengan sabda NABI MUHAMMAD SAW yaitu tidak membenarkan seluruhnya dan
tidak pula menyalahkan seluruhnya
tertanda
Jefri Nofendi
Jefri Nofendi