1. Katanya Tahlilan itu bid'ah yang sesat karena kiriman pahala
bacaan Al-Qur'an itu tidak sampai ! ----------------Maaf ya mas anda
rupanya nggak tahu kalau menurut Nabi Saw bacaan Al-Qur'an utk mayit itu
sampai pahalanya.
Ini contoh dalil2nya :
Ini contoh dalil2nya :
i]. Diriwayatkan
dari Ahmad bin Hambal ia berkata : "JIKA KAMU SEKALIAN MEMASUKI
PEKUBURAN, MAKA BACALAH SURAT AL-FATIHAH, AL-MU'AWWADZATAIN (QUL-
A'UUDZUBIRABBIL FALAQ DAN QUL- A'UUZDUBIRABBINNAAS) DAN
QUL-HUWALLAAHUAHAD, DAN JADIKANLAH (PAHALANYA) ITU UNTUK PARA PENGHUNI
KUBURAN ITU, Maka sesungguhnya hal itu AKAN SAMPAI KEPADA MEREKA. "
ii]. Dari Ibnu Abbas, "BAHWA NABI SAW MEMBACA AL-FATIHAH UNTUK JENAZAH." (Shahih Sunan Ibnu Majah, jilid 2, hal 18)
.
iii].Nabi Saw juga bersabda : "BARANGSIAPA MENZIARAHI KUBUR KEDUA ORANGTUANYA, ATAU SALAH SEORANG DARI KEDUANYA, KEMUDIAN IA MEMBACA YASIN DIKUBURANNYA ATAU DI KUBUR KEDUANYA, MAKA IA DIAMPUNI. "
(Hadits Riwayat Thabarani)
.
iii].Nabi Saw juga bersabda : "BARANGSIAPA MENZIARAHI KUBUR KEDUA ORANGTUANYA, ATAU SALAH SEORANG DARI KEDUANYA, KEMUDIAN IA MEMBACA YASIN DIKUBURANNYA ATAU DI KUBUR KEDUANYA, MAKA IA DIAMPUNI. "
(Hadits Riwayat Thabarani)
2. Katanya Tahlilan itu bid'ah yang sesat karena Nabi Saw melarang
berkumpul dirumah keluarga mayit apalagi dihidangkan makanan
!----------------Maaf ya mas anda keliru, karena Nabi Saw pernah
berkumpul dirumah keluarga mayit yg menyediakan makanan ! Ketika Nabi
Saw wafat, Abu Bakar wafat, Umar bin Khaththab wafat disediakan makanan
dan para sahabat memakannya ! Dan menyediakan makanan dirumah keluarga
mayit itu merupakan kebiasaan generasi Salaf. Berikut adalah dalilnya :
i]. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Ashim bin Khulaib, "Muhammad bin
al- 'Ala' menceritakan dari Abdullah bin Idris dari Ashim bin Khulaib
dari ayahnya (Khulaib) dari seorang laki-laki anshar (sahabat) berkata :
"AKU KELUAR BERSAMA RASUL BERTA'ZIAH KE SALAH SATU JENAZAH. LALU, AKU MELIHATNYA (RASULULLAH) DIATAS KUBUR, BERPESAN KEPADA PENGGALI KUBUR (DENGAN BERKATA): "LEBARKANLAH BAGIAN ARAH KEDUA KAKI DAN LEBARKAN PULA BAGIAN ARAH KEPALA !"KETIKA RASUL HENDAK KEMBALI PULANG, TIBA-TIBA SESEORANG YG MENJADI PESURUH WANITA (ISTRI MAYIT) DATANG MENEMUINYA, LALU MENGUNDANGNYA (UNTUK DATANG KERUMAH WANITA TSB).RASUL PUN DATANGLAH, DAN DISUGUHI MAKANAN. RASUL MENGAMBIL MAKANAN TERSEBUT, YANG JUGA DIIKUTI OLEH PARA SAHABAT, DAN MEMAKANNYA......dst."
"AKU KELUAR BERSAMA RASUL BERTA'ZIAH KE SALAH SATU JENAZAH. LALU, AKU MELIHATNYA (RASULULLAH) DIATAS KUBUR, BERPESAN KEPADA PENGGALI KUBUR (DENGAN BERKATA): "LEBARKANLAH BAGIAN ARAH KEDUA KAKI DAN LEBARKAN PULA BAGIAN ARAH KEPALA !"KETIKA RASUL HENDAK KEMBALI PULANG, TIBA-TIBA SESEORANG YG MENJADI PESURUH WANITA (ISTRI MAYIT) DATANG MENEMUINYA, LALU MENGUNDANGNYA (UNTUK DATANG KERUMAH WANITA TSB).RASUL PUN DATANGLAH, DAN DISUGUHI MAKANAN. RASUL MENGAMBIL MAKANAN TERSEBUT, YANG JUGA DIIKUTI OLEH PARA SAHABAT, DAN MEMAKANNYA......dst."
ii].
Dari Aisyah istri Rasulullah Saw, ketika salah satu keluarganya ada yg
meninggal, para wanita berkumpul dan kemudian pergi kecuali anggota
keluarganya(Aisyah) dan orang-orang tertentu. Ia lantas memerintahkan
utk diambilkan periuk berisi sup yg terbuat dari tepung dan dicampuri
dengan madu utk kemudian dimasak. Lalu dibuatlah bubur sarid. Sup tadi
di masukkanlah kedalam bubur tersebut. Lalu Aisyah berkata, "makanlah
makanan ini, karena aku mendengar Rasul bersabda, bahwa sup dapat
melegakan hati orang yg sedang sakit, menghilangkan sebagian kesusahan."
(HR. Bukhari)
iii]. Al Ahnaf bin Qais berkata, " Ketika Khalifah
Umar bin Khaththab dibunuh, dia memerintahkan Shuhaib untuk menjadi
imam shalat, DAN MEMBERI MAKAN ORANG SELAMA TIGA HARI UNTUK BERKUMPUL.
Ketika makanan diletakkan di tempatnya, orang-orang sibuk dengan makanan
tersebut. Ibnu Abbas berkata, " WAHAI MANUSIA, SESUNGGUHNYA RASULULLAH
SAW TELAH WAFAT, KEMUDIAN KITA MAKAN DAN MINUM. KEMUDIAN ABU BAKAR WAFAT
KITA JUGA MAKAN DAN MINUM. SUNGGUH ORANG-ORANG HARUS DIBERI MAKAN DAN
MINUM." Kemudian Ibnu Abbas mengulurkan tangannya menyentuh makanan dan
orang-orang pun mengikutinya makan bersama." (Mahdhu Ash-Shawab, jilid
III, hal 855, sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi
dalam kitabnya 'Biografi Umar bin Khaththab).
iv]. Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi dalam kitabnya " Al-Hawi lil Fatawi ", jilid 2 halaman 178 menulis :
قال الامام أحمد بن حنبل رضي الله عنه فى كتاب الزهد له : حدثنا هاشم بن القاسم قال: حدثنا الأشجعى عن سفيان قال
قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام , قال الحافظ أبو نعيم فى الجنة: حدثنا أبو بكر بن مالك حدثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل حدثنا أبى حدثنا هاشم بن القاسم حدثنا الأشجعى عن سفيان قال: قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام
Artinya:
“Telah berkata Imam Ahmad bin Hanbal radhiyallaah ‘anhu di dalam kitabnya yang menerangkan tentang kitab zuhud: Telah menceritakan kepadaku Hasyim bin Qasim sambil berkata: Telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil berkata: Telah berkata Imam Thawus (ulama besar zaman Tabi’in, wafat kira-kira tahun 110 H / 729 M): Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.
Telah berkata al-Hafiz Abu Nu’aim di dalam kitab Al-Jannah: Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Malik, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepadaku Ubay, telah menceritakan kepadaku Hasyim bin al-Qasim, telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil berkata: Telah berkata Imam Thawus: Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.”
Selain itu, di dalam kitab yang sama jilid 2 halaman 194 diterangkan sebagai berikut:
ان سنة الاطعام سبعة أيام بلغنى أنهامستمر الى الأن بمكة و المدينة فالظاهر أنها لم تترك من عهد الصحابة الى الأن و انهم أخذوها خلفا عن سلف الى الصدر الأول
Artinya:
“Sesungguhnya, kesunnahan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari merupakan perbuatan yang tetap berlaku sampai sekarang (yaitu masa Imam Suyuthi abad ke-9 H) di Mekkah dan Madinah. Yang jelas kebiasaan tersebut tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat sampai sekarang, dan tradisi tersebut diambil dari ulama salaf sejak generasi pertama, yaitu sahabat.”
(catatan KH. Thobari Syadzili).
قال الامام أحمد بن حنبل رضي الله عنه فى كتاب الزهد له : حدثنا هاشم بن القاسم قال: حدثنا الأشجعى عن سفيان قال
قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام , قال الحافظ أبو نعيم فى الجنة: حدثنا أبو بكر بن مالك حدثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل حدثنا أبى حدثنا هاشم بن القاسم حدثنا الأشجعى عن سفيان قال: قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام
Artinya:
“Telah berkata Imam Ahmad bin Hanbal radhiyallaah ‘anhu di dalam kitabnya yang menerangkan tentang kitab zuhud: Telah menceritakan kepadaku Hasyim bin Qasim sambil berkata: Telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil berkata: Telah berkata Imam Thawus (ulama besar zaman Tabi’in, wafat kira-kira tahun 110 H / 729 M): Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.
Telah berkata al-Hafiz Abu Nu’aim di dalam kitab Al-Jannah: Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Malik, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepadaku Ubay, telah menceritakan kepadaku Hasyim bin al-Qasim, telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil berkata: Telah berkata Imam Thawus: Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.”
Selain itu, di dalam kitab yang sama jilid 2 halaman 194 diterangkan sebagai berikut:
ان سنة الاطعام سبعة أيام بلغنى أنهامستمر الى الأن بمكة و المدينة فالظاهر أنها لم تترك من عهد الصحابة الى الأن و انهم أخذوها خلفا عن سلف الى الصدر الأول
Artinya:
“Sesungguhnya, kesunnahan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari merupakan perbuatan yang tetap berlaku sampai sekarang (yaitu masa Imam Suyuthi abad ke-9 H) di Mekkah dan Madinah. Yang jelas kebiasaan tersebut tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat sampai sekarang, dan tradisi tersebut diambil dari ulama salaf sejak generasi pertama, yaitu sahabat.”
(catatan KH. Thobari Syadzili).
3. Katanya Tahlilan itu bid'ah yang sesat karena dilakukan pada hari2
tertentu (1, 3, 7, 40 dst) mengikuti ajaran Agama Hindu
!--------------------Lagi-lagi maaf ya mas anda sepertinya berdusta,
karena Agama Hindu itu tidak akan membaca ayat2 Al-Qur'an, bershalawat
bagi Nabi Saw, apalagi berdzikir dan berdo'a kepada Allah Swt pada hari2
tersebut sebagaimana diajarkan Nabi Saw !
Silahkan tunjukkan kitab suci Agama Hindu atau Agama lainnya yg menyebutkan mereka membaca ayat2 al-Qur'an, bershalawat, berdzikir dan berdo'a kepada Allah Swt pada hari2 tertentu (1, 3, 7, 40 dst) ! Pastilah tidak ada, dan merupakan fitnah semata !
Silahkan tunjukkan kitab suci Agama Hindu atau Agama lainnya yg menyebutkan mereka membaca ayat2 al-Qur'an, bershalawat, berdzikir dan berdo'a kepada Allah Swt pada hari2 tertentu (1, 3, 7, 40 dst) ! Pastilah tidak ada, dan merupakan fitnah semata !
4). Katanya Tahlilan itu bid'ah yang sesat karena
Nabi Saw tidak pernah mengerjakannya !-----------------Sekali lagi maaf
ya mas anda tampaknya bingung memahami apa yg dimaksud dengan Tahlilan,
karena Nabi Saw suka melakukan ta'ziah dan berkumpul dirumah keluarga
yg tertimpa musibah kematian !
Hadits yg diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Ashim bin Khulaib diatas telah menjelaskannya dengan panjang lebar. Dan Nabi Saw suka berdzikir mengingat Allah Swt disetiap saat ! Nabi Saw menganjurkan agar mendo'akan saudara2 sesama muslim yg meninggal dunia, bahkan berdo'a dikuburan kaum muslimin !
Hadits yg diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Ashim bin Khulaib diatas telah menjelaskannya dengan panjang lebar. Dan Nabi Saw suka berdzikir mengingat Allah Swt disetiap saat ! Nabi Saw menganjurkan agar mendo'akan saudara2 sesama muslim yg meninggal dunia, bahkan berdo'a dikuburan kaum muslimin !
5).
Katanya Tahlilan itu bid'ah yang sesat karena tidak ada haditsnya
!-----------------------Maaf ya mas, kalau yg ditanyakan adalah hadits
yg lafazh dzahirnya Tahlilan, Maulidan, Yasinan jelas tidak ada seperti
halnya tidak ada hadits yg secara dzahir menyebutkan pembagian Tauhid
Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah, Daurohan di hari minggu dsb.
Karena itu kalau saudaraku berpendapat Tahlilan, Maulidan, Yasinan
bid'ah tentulah pembagian Tauhid menjadi Tauhid Rububiyah dan Tauhid
Uluhiyah serta daurohan di hari minggu juga perbuatan bid'ah. Kalau
Tahlilan, Maulidan dan Yasinan dianggap sesat tentulah pembagian Tauhid
Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah serta daurohan dihari minggu yg saudara2ku
amalkan juga sesat.
Karena tidak semua perkara Agama itu ada hadits yg lafazhnya secara dzahir menyebutkannya dan berasal dari ucapan Nabi Saw !
Sebagai buktinya :
Karena tidak semua perkara Agama itu ada hadits yg lafazhnya secara dzahir menyebutkannya dan berasal dari ucapan Nabi Saw !
Sebagai buktinya :
i]. Mengumpulkan Qur'an itu tidak ada hadits yg menganjurkan apalagi
berupa perintah dari Nabi Saw, tetapi dilakukan oleh sahabat Abu Bakar !
ii]. Shalat Taraweh berjamaah sebulan penuh juga tidak ada hadits yg
secara dzahir menyebutkannya apalagi menyebutkan adanya perintah dari
Nabi Saw. Tetapi dirintis dan diperintahkan oleh Umar bin Khaththab agar
dilaksanakan kaum muslimin !
iii]. 2 adzan shalat Jumaat juga
tidak hadits dari nabi Saw yg menyebutkan adanya anjuran atau perintah
dari Nabi Saw, tetapi dilaksanakan Utsman bin Affan !
iv].
Mengumpulkan dan membukukan hadits2 juga tidak ada hadits yg menyatakan
adanya anjuran apalagi perintah dari Nabi Saw, tetapi dilakukan para
tabi'in dan tabi'ittabi'in !
Mereka, para sahabt, tabi'in dan
tabi'ittabi'in melakukannya karena petunjuk Nabi Saw agar merintis
perbuatan baik dalam Islam !
6). Dan yang dilarang syariat ketika
mengalami musibah kematian adalah tidak melakukan NIYAHAH dan bukan
melarang Tahlilan baik dilakukan keluarga mayit maupun kerabat yg
berkumpul dalam rangka ta'ziah !
Berikut dalilnya :
Berikut dalilnya :
i]. Dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
"MERATAPI MAYIT ADALAH PERILAKU JAHILIYAH, SESUNGGUHNYA ORANG YG MERATAPI MAYIT JIKA TIDAK BERTAUBAT SEBELUM IA MENINGGAL DUNIA , MAKA IA AKAN DIBANGKITKAN PADA HARI KIAMAT DENGAN MENGENAKAN PAKAIAN DARI TIR, KEMUDIAN DIKENAKAN BAJU DARI API YG MENYALA."
"MERATAPI MAYIT ADALAH PERILAKU JAHILIYAH, SESUNGGUHNYA ORANG YG MERATAPI MAYIT JIKA TIDAK BERTAUBAT SEBELUM IA MENINGGAL DUNIA , MAKA IA AKAN DIBANGKITKAN PADA HARI KIAMAT DENGAN MENGENAKAN PAKAIAN DARI TIR, KEMUDIAN DIKENAKAN BAJU DARI API YG MENYALA."
ii]. Dari Jabir,
mantan budak Muawiyah, dia berkata, "Muawiyah pernah berkhutbah di
Himsh, ia menyebutkan dalam khutbahnya bahwa RASULULLAH SAW MELARANG
DARI PERBUATAN MERATAPI MAYIT."
(Shahih Sunan Ibnu Majah, jilid 2 hal 49)
(Shahih Sunan Ibnu Majah, jilid 2 hal 49)
iii]. Nabi Saw telah bersabda : "TIDAKLAH SEORANG MUKMIN YANG MENGHIBUR
SAUDARANYA YANG TERTIMPA MUSIBAH, MELAINKAN ALLAH SWT AKAN
MEMAKAIKANNYA PERHIASAN KEMULIAAN PADA HARI KIAMAT."
(Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Amru bin Hazm).
(Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Amru bin Hazm).
iii]. Aisyah ra mengatakan :
" RASULULLAH SAW SELALU BERDZIKIR KEPADA ALLAH SETIAP SAAT".
(HR.Muslim).
" RASULULLAH SAW SELALU BERDZIKIR KEPADA ALLAH SETIAP SAAT".
(HR.Muslim).
iv]. Sahabat Jabir ra juga berkata, Rasulullah Saw bersabda:
" Dzikir yg paling utama adalah, " LAA ILAAHA ILLALLAAH"
(HR. Tirmidzi)
" Dzikir yg paling utama adalah, " LAA ILAAHA ILLALLAAH"
(HR. Tirmidzi)
v].Nabi Saw bersabda : "SEKELOMPOK ORANG YANG DUDUK BERDZIKIR KEPADA
ALLAH, PASTI DIKELILINGI PARA MALAIKAT, DILIPUTI RAHMAT, DITURUNI
KETENANGAN DAN DISEBUT-SEBUT ALLAH DIKALANGAN MAKHLUK YG BERADA
DISISI-NYA."
(Hadits dirwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id)
(Hadits dirwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id)
Jadi berkumpul dirumah keluarga mayit melakukan dzikir, membaca ayat2
al-Qur'an, mendoakan mayit dsb yang disebut sebagai Tahlilan itu adalah
perbuatan yg sesuai dengan petunjuk Nabi Saw. Tahlilan bukan perbuatan
yg bertentangan dengan Kitabullah dan Sunnah Nabi Saw apalagi dituduh
sebagai perbuatan bid'ah dhalaalah atau bid'ah yg sesat.
Semoga Allah Swt memberi hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua, aamiin.