TAWASUL MENURUT IBNU TAYMIYAH DAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB

Sebelum kita masuk kepada tujuan utama dari tulisan saya ini,maka lebih dahulu marilah kita pahami dulu arti tawassul itu sendiri..
Tawassul adalah salah satu
metode dalam berdoa dari sekian cara dalam berdo’a kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Sedang yang diminta dan diharapkan dapat
mengabulkan do’a tiada lain adalah Allah .
Obyek yang dijadikan wasilah
(perantara) hanya berperan sebagai mediator untuk mendekatkan diri kepada Allah . Siapapun yang meyakini
di luar batasan ini berarti ia telah musyrik.
Orang yang bertawassul tidak
boleh meyakini bahwa media yang dijadikan untuk bertawassul kepada Allah itu bisa memberi manfaat dan derita dengan sendirinya
(independent) sebagaimana Allah,atau tanpa izin-Nya. Dan barangsiapa yang meyakini demikian niscaya ia musyrik.
Tawassul bukanlah suatu
keharusan, dan terkabulnya do’a tidaklah harus dengan cara tawasul .Tawasul bukanlah ibadah wajib tapi juga bukan dilarang.
kunci utamanya adalah
pertama Niat.Kita tidak boleh berniat diluar konteks Islam dimana perantara (wasilah) dianggap paling hebat.menganggap obyek perantara sebagai sumber pertolongan yang utama.
kedua Doa.kita di anjurkan berdoa dgn memfokus meminta pada Allah dimana wasilah hanya jalan mempetcepat terkabulnya doa kepada Allah.
Jadi..dalam metode tawasul, tetaplah Allah sebagai tempat meminta pertolongan bukan obyek perantaranya.
APAKAH ADA DALIH SAHIH KEBOLEHAN TAWASSUL ??
Sekte wahabi barangkali tidak pernah meneliti Quran atau mungkin teralalu malas membaca quran sehingga mereka dgn mudah berkata tawassul itu syirik dan berkata "hanya Allah tempat meminta"
sungguh itu kalimat yang benar dgn pemahaman yang keliru. Adapun dalil-dalil yang  menunjukkan diperbolehkan bertawassul dalam berdo’a diantaranya adalah :

Pertama : Firman Allah dalam al qur’an :
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺍﺑْﺘَﻐُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻮَﺳِﻴﻠَﺔَ
ﻭَﺟَﺎﻫِﺪُﻭﺍ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
“ Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan carilah sebuah perantara untuk menuju kepada Alloh, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan .” (QS. Al Maidah : 35)
Dalam ayat diatas Allah memerintahkan untuk mencari wasilah (perantara) dalam mendekatkan diri kepada Allah, baik perantara tersebut berupa amal sholih, atau orang-orang yang dicintai Allah .

Kedua : Firman Allah dalam al qur’an :
ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟْﺄَﺳْﻤَﺎﺀُ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ ﻓَﺎﺩْﻋُﻮﻩُ ﺑِﻬَﺎ
Dan Alloh memiliki Asmaaul Husna(nama-nama yang terbaik),maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaaul Husna. (QS, Al A’roof : 180)
Dalam ayat diatas Allah mengajarkan kepada kita untuk menjadikan Asmaa’ul Husna sebagai penghantar ( wasilah) do’a kita. Dan tentunya masih banyak ayat-ayat lain yang mengindikasikan diperkenankannya tawasul dalam berdo’a.

Ketiga : Firman Allah dalam al qur’an :
ﻭَﺍﺳْﺘَﻌِﻴﻨُﻮﺍ ﺑِﺎﻟﺼَّﺒْﺮِ ﻭَﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻭَﺇِﻧَّﻬَﺎ ﻟَﻜَﺒِﻴﺮَﺓٌ ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﻠَﻰ
ﺍﻟْﺨَﺎﺷِﻌِﻴﻦَ
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah ) dengan sabar dan sholat.Dan sesungguhnya (sholat) itu berat,kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ . (QS, Al Baqoroh : 45)
Dalam ayat diatas Allah mengajarkan kepada kita untuk menjadikan sholat dan sabar sebagai penghantar ( wasilah) do’a agar terkabul keinginan kita. Sebagian ahli tafsir menjelaskan tentang Sabar yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah berpuasa ( tirakat ). Ayat tersebut menunjukkan anjuran untuk bertawassul dengan perantara amal sholih.

Keempat : Firman Allah dalam al qur’an :
ﻭَﻟَﻤَّﺎ ﺟَﺎﺀَﻫُﻢْ ﻛِﺘَﺎﺏٌ ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣُﺼَﺪِّﻕٌ ﻟِﻤَﺎ ﻣَﻌَﻬُﻢْ
ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ ﻳَﺴْﺘَﻔْﺘِﺤُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻓَﻠَﻤَّﺎ
ﺟَﺎﺀَﻫُﻢْ ﻣَﺎ ﻋَﺮَﻓُﻮﺍ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﺑِﻪِ ﻓَﻠَﻌْﻨَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ
ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ
Dan setelah datang kepada mereka Al Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, Padahal sebelumnya mereka biasa memohon kemenangan atas
orang-orang kafir, Maka setelah
datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (QS, Al Baqoroh : 89)
Al Hafidh ‘Imaduddin Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya :
} ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ ﻳَﺴْﺘَﻔْﺘِﺤُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ {
ﺃﻱ: ﻭَﻗَﺪْ ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞِ ﻣَﺠِﻲْﺀِ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝِ ﺑِﻬَﺬَﺍ
ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻳَﺴْﺘَﻨْﺼِﺮُﻭْﻥَ ﺑِﻤَﺠِﻴْﺌِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻋْﺪَﺍﺋِﻬِﻢْ ﻣِﻦَ
ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴْﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﺗَﻠُﻮْﻫُﻢ
firrman Allah :
(Padahal sebelumnya mereka biasa memohon kemenangan atas orang-orang kafir) yakni,(orang-orang Yahudi) sebelum datangnya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dengan membawa al qur’an- mereka memohon pertolongan dengan datangnya Nabi atas musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang musyrik ketika orang-orang Yahudi berperang dengan mereka.

Kelima : Firman Allah dalam al qur’an :
ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﺇِﺫ ﻇَّﻠَﻤُﻮﺍْ ﺃَﻧﻔُﺴَﻬُﻢْ ﺟَﺂﺅُﻭﻙَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻐْﻔَﺮُﻭﺍْ ﺍﻟﻠﻪَ
ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔَﺮَ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻟَﻮَﺟَﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻮَّﺍﺑﺎً ﺭَّﺣِﻴﻤﺎً“
Sesungguhnya jikalau mereka
ketika menganiaya dirinya, datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rosulpun memohonkan ampun untuk mereka,tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS, An Nisaa : 64)
Al Imam Al Hafidh Ibnu Katsir
ketika menjelaskan firman Allah
diatas, berkata :
ﻳُﺮْﺷِﺪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺍَﻟْﻌُﺼَﺎﺓَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺬْﻧِﺒِﻴْﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﻗَﻊَ ﻣِﻨْﻬُﻢُ
ﺍﻟْﺨَﻄَﺄُ ﻭَﺍﻟْﻌِﺼْﻴَﺎﻥُ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﺗُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻴَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻋِﻨْﺪَﻩُ، ﻭَﻳَﺴْﺄَﻟُﻮْﻩُ ﺃَﻥْ
ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮَ ﻟَﻬُﻢْ، ﻓَﺈِﻧَّﻬُﻢْ ﺇِﺫَﺍ ﻓَﻌَﻠُﻮْﺍ ﺫَﻟِﻚَ ﺗَﺎﺏَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ
ﻭَﺭَﺣِﻤَﻬُﻢْ ﻭَﻏَﻔَﺮَ ﻟَﻬُﻢْ، ﻭَﻟِﻬَﺬَﺍ ﻗَﺎﻝَ : } ﻟَﻮَﺟَﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ
ﺗَﻮَّﺍﺑًﺎ ﺭَﺣِﻴﻤًﺎ {
Alloh –subhaanahu wata’ala-
memberi petunjuk kepada orang-orang ahli maksiat dan orang-orang yang berdosa, jika mereka jatuh dalam kesalahan dan kedurhakaan hendaknya mereka datang menemui Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wasallam- kemudian mereka memohon ampun kepada Allah disisi Nabi dan meminta agar Nabi memohonkan ampun untuk mereka.Jika mereka melakukan hal itu niscaya Allah menerima taubat mereka, merahmati mereka, serta meng-ampuni mereka. Olahkarenanya Allah berfirman : (tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang)

Keenam : Firman Allah dalam al qur’an :
ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﻳَﺒْﺘَﻐُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢُ ﺍﻟْﻮَﺳِﻴﻠَﺔَ ﺃَﻳُّﻬُﻢْ
ﺃَﻗْﺮَﺏُ ﻭَﻳَﺮْﺟُﻮﻥَ ﺭَﺣْﻤَﺘَﻪُ ﻭَﻳَﺨَﺎﻓُﻮﻥَ ﻋَﺬَﺍﺑَﻪُ ﺇِﻥَّ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺭَﺑِّﻚَ
ﻛَﺎﻥَ ﻣَﺤْﺬُﻭﺭًﺍ
“orang-orang yang mereka seru itu,mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya. Sungguh,adzab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti.” (QS, Al Isro’ : 57)
} ﺃَﻳُّﻬُﻢْ ﺃَﻗْﺮَﺏُ { ﻣَﻌْﻨَﺎﻩُ ، ﻳَﻨْﻈُﺮُﻭْﻥَ ﺃَﻳُّﻬُﻢْ ﺃَﻗْﺮَﺏُ ﺇِﻟَﻰ
ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻴَﺘَﻮَﺳَّﻠُﻮْﻥَ ﺑِﻪِ
Firman Allah { Siapa diantara mereka yang lebih dekat kepada Allah } maksudnya adalah ; mereka memperhatikan (mencari) siapa yang paling dekat kepada Allah, kemudian mereka berwasilah dengannya. (Tafsir Al Khozin)
Orang beragama Islam krn meyaikini Allah,org beragama islam lebih percaya pertolongan Allah ketimbang minta tolong berhala,tuhan yesus,pohon tua,kuburan,rumah tua,dll..
tentu bukan Islam jika ada orang meminta selain Allah..bukankah demikian ??
Orang islam pasti hanya Allah yang ia yakini.akan tetapi dlm pelaksanaannya kita membutuhkan alat,media sebagai perantaranya baik benda mati maupun benda hidup.
Contoh mudah, kita setiap saat sholat berdoa dan naik haji hanya untuk memohon ridho Allah.lantas mengapa harus menghadap kabah sedangkan kabah hanyalah benda mati ?
tentu org kristen akan bilang " lihat tuh orang islam nyembah batu,tuhannya dalam batu.itu jelas org islam tak berakal batu kok disembah"
Nah bagaimana kita menjelaskannya terhadap umat kristen tolol itu ??
Pola pikir wahabi juga tidak jauh beda dgn akal kristen..kekuburan dibilang nyembah kuburan..dan mulai laku ala kristen mencap orang kuburiyun..krn menilai cuma melihat kulit luar padahal pandangan mata tdk hrs selalu benar.
kebanyakan wahabi mengatakan tawasul itu bid`ah dan syirik. lantas apakah Allah itu pelaku bidah dan syirik mengajurkan hambaNya tawassul ?? memang Allah syirik kepada siapa ??
Jika wahabi berfikir serampangan macam umat kristen,maka tanpa disadari wahabi justru sedang menghina Allah melarang orang tawassul sementara Allah tidak melarang.bukankah kunci beramal ibadah itu tergantung apa yang dia niatkan ?
Tidak dipungkiri memang ada segelintir orang yang salah dlm memahami hakekat tawassul akibat kurang memahami agamanya.himpitan ekonomi kadang buat orang salah jalan sehingga menjadikan tempat,media wasilahnya sebagai tempat paling baik untuk meminta,dan tentu saja ini memang syirik krn tdk meniatkannya kepada Allah.
Dan Wahabi membuat statement tuduhan dan fitnah jika menganggap semua orang berbuat demikian.Seorang ahli ulama,umat islam yang mengerti hukum islam tentu berbeda dlm menjalankan wasillah dan mereka tahu batasan batasan yang tidak boleh dilanggar.
Harusnya tuduhan wahabi mestinya ditujukan pada orang yang memang tdk beres memahami agamanya bukan ditujukan pada semua umat muslim selain mereka.jadi pernyataanya harus jelas bukan asal berkata syirik.

SIKAP IBNU TAIMYAH DAN PENDIRI WAHABI
Syekh Ibnu Taimiyah ulama besar rujukan wahabi dalam sebagian kitabnya memperbolehkan tawassul kepada Nabi Muhammad SAW tanpa membedakan apakah Beliau masih hidup atau sudah meninggal. Beliau berkata : “Dengan demikian, diperbolehkan tawassul kepada Nabi Muhammad SAW dalam doa, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi:
ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻢ ﺷﺨﺼﺎ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ : ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻰ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﻭﺃﺗﻮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻚ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺒﻲ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ
ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺇﻧﻰ ﺃﺗﻮﺟﻪ ﺑﻚ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻚ ﻓﻴﺠﻠﻰ ﺣﺎﺟﺘﻰ ﻟﻴﻘﻀﻴﻬﺎ ﻓﺸﻔﻌﻪ ﻓﻲّ ( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺘﺮﻣﻴﺬﻯ
ﻭﺻﺤﺤﻪ ).
Rasulullah s.a.w. Mengajari seseorang berdoa: (artinya) “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dan bertwassul kepada-MU melalui Nabi-Mu Muhammad yang penuh kasih, wahai Muhammad sesungguhnya aku bertawassul denganmu kepada Allah agar dimudahkan kebutuhanku maka berilah aku sya’faat”. Tawassul seperti ini adalah bagus (fatawa Ibnu Taimiyah jilid 3 halaman 276)
kebanyakan wahabi mengatakan tawasul itu bid`ah dan syirik. Padahal……..
Muhammad bin abdul wahab si rajanya Wahabi. Dalam surat yang ia kirimkan kepada WARGA QUSHIM,ada yang menjelaskan isi suratnya bahwa dia menghukumi kafir terhadap orang yang bertawassul kepada orang-orang sholeh., dan menghukumi kafir terhadap Al-Bushoiri atas perkataannya “YA AKROMAL KHOLQI” dan membakar Dalailul Khoirot. Nah Rupanya Muhammad bin abdul wahab ternyata membantah menulis surat demkian.Dia mengatakan :
“Maha suci Engkau, ini adalah kebohongan besar.” Dia menjelaskan bahwa tawassul adalah sesuatu yang makruh menurut jumhur ulama’ dan tidak sampai menuju pada tingkatan haram ataupun bid’ah bahkan musyrik Dan ini diperkuat dengan suratnya yang lain yang dikirimkan kepada WARGA MAJMA’AH ( surat pertama dan kelima belas dari kumpulan surat-surat syekh Abdul Wahab hal 12 dan 64, atau kumpulan fatwa syekh Abdul Wahab yang diterbitkan oleh Universitas Muhammad Bin Suud Riyad bagian ketiga hal 68.

PLIN PLAN PENDIRI WAHABI
Jika uraian diatas ia mengatakan makruh tapi Dalam kitab “Kasyfus Syubuhaat” ia menyatakan uraian berbeda seratus depan puluh derajat !!: dalam kitab ini ia menjelaskan begini “Jika ada sebagian orang musyrik (muslim non-Wahabi .red) mengatakan kepadamu; ‘Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu,tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)mereka bersedih hati’ (QS Yunus: 62), atau mengatakan bahwa syafa’at adalah benar, atau mengatakan bahwa para nabi memiliki kedudukan di sisi Allah, atau mengungkapkan perkataan Nabi untuk berargumen menetapkan kebatil annya (seperti Syafa’at, Tawassul/ Istighatsah, Tabarruk…dst. Red) sedang kalian tidak memahaminya (tidak bisa menjawabnya) maka katakanlah: ‘Sesungguhnya Allah dalam al-Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang yang menyimpang adalah orang yang meninggalkan ayat-ayat yang jelas (muhkam) dan mengikuti yang samar (mutasyabih) ‘ ”. (Kitab Kasyfus Syubuhaat halaman 60).
Disini jelas sekali bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab PLIN PLAN. dlm dokumen resmi ia mengatakan makruh tapi disisi lain la menyatakan ‘sesat’ (bahkan menuduh musyrik) orang-orang yang meyakini adanya syafa’at, kedudukan tinggi para nabi disisi Allah swt. Sehingga dimintai istighatsah /tawassul dst.nya.
Bahkan disini, Muhammad bin Abdul Wahhab mengajarkan kepada para pengikutnya ‘cara melarikan diri’dari diskusi tentang doktrin dan sektenya dengan kelompok lain dengan cara melarikannya kepada pembagiantasyabbuh (yang samar) dan muhkam (yang jelas) ayat-ayat al-Qur’an. Termasuk cara mengajak para pengkritis ajaran Wahabisme untuk bertobat tanpa terbukti kesalahannya.Ternyata, akhirnya cara-cara licik ini pun yang sering dipakai banyak para pengikut sekte Wahabi ketika terdesak dalam berargumentasi ketika membela keyakinan wahabismenya, bahkan menjadi kebiasaan buruk mayoritas para pengikut sekte tersebut.
Lihatlah,pendiri wahabi sendiri kacau pemahaman,lantas apakah bisa jadi panutan lebih lebih mengajarkan menipu dgn tehnik menghindar ??
pendiri wahabi ini justru lebih parah dari seorang rawi hadits yang kadang hanya salah bacaan tapi tak mengubah maksud. saya mau katakan bahwa pendiri wahabi ini jika seandainya ia rawi..maka tergolong rawi munkar.(disahihkan oleh von edison alouisci !!).intaha.
Kingstones street.18.10.2014.
Source : https://www.facebook.com/von.edison.al/posts/503932366376386