Hukum Merayakan Mauludan, Menjawab Pertanyaan Anti Maulud

Dalam salah satu kajiannya di Majelis Ta'lim Nurul Huda Banjarbaru Kalimantan Selatan yg di siarkan secara LIVE melalui Group DakwahSunnahDotCom pada hari Rabu tanggal 29 Nopember 2017 sekitar jam 11.00 Wib , Penggiatnya mengajukan empat pertanyaan terkait dengan soal Kegiatan Maulid Nabi Saw. yg menurut dia tidak akan ada yg mampu untuk menjawabnya.
.
Berikut ini saya kutipkan empat pertanyaan yg ia ajukan sekaligus saya lengkapi dengan jawaban jawaban yg saya berikan atas pertanyaannya:
.
PERTANYAAN PERTAMA:
Apakah org2 yg hidup dimasa generasi terbaik, shabat , tabi'in, tabi'ut tabi'in ada melakukannya???
.
JAWABAN SAYA :
Di dalam kitab “An-Ni’matul Kubra ‘alal ‘Alami fi Maulidi Sayyidi Waladi Adam” halaman 5-7, karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami (909-974 H. / 1503-1566 M.), cetakan “Maktabah al-Haqiqat” Istambul Turki, diterangkan tentang keutamaan-keutamaan memperingati maulid Nabi Muhammad saw sebagai berikut:
a. Sayyidina Abu Bakar RA. berkata:من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم كان
رفيقي في الجنةArtinya:

“Barangsiapa membelanjakan satu dirham (uang emas) untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka ia akan menjadi temanku di surga.”
.
b. Berkata Sayyidina Umar RA.:
من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد أحيا الإسلام
Artinya:
———-
“Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.”
.
c. Berkata Sayyidina Utsman RA.:
من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم فكأنما شهد غزوة بدر وحنين
Artinya:
———-
“Barangsiapa membelanjakan satu dirham (uang mas) untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka seakan-akan ia ikut-serta menyaksikan perang Badar dan Hunain.”
d. Sayyidina Ali RA. berkata:
من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم وكان سببا لقراءته لا يخرج من الدنيا إلا بالإيمان ويدخل الجنة بغير حساب
Artinya:
———-
“Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, dan ia menjadi sebab dilaksanakannya pembacaan maulid Nabi, maka tidaklah ia keluar dari dunia melainkan dengan keimanan dan akan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab.”
=================
PERTANYAAN KE DUA:
Apakah salafus sholih dari kalangan tabi'in, tabi'ut tabi'in yg lebih semangat dalam melakukan kebaikan???
.
JAWABAN SAYA:
Ulama pada masa Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in besar kemungkinan yg lebih bersemangat dalam melakukan kebaikan dibandingkan dg ummat yg sesudahnya , namun semangat dalam melakukan kebaikan suatu generasi tdk bisa dijadikan dalil pelarangan atau pengharaman terhadap kebaikan yang dilakukan oleh generasi yg sesudahnya
============
PERTANYAAN KE TIGA:
Apakah ibadah ibadah itu bersifat tauqifi harus ada perintahnya???
.
JAWABAN SAYA:
Ibadah yg masuk dalam kategori Ibadah Mahdhoh Muqoyat , harus bersifat Tauqif yg harus ada dalil yg memerintahkannya , ada contoh dari Rosululloh Saw, terikat oleh syarat, rukun, jumlah, waktu, tempat serta tata caranya .
Sementera Kegiatan Memperingati Maulid Nabi Saw bukanlah jenis ibadah yg masuk dalam Ibadah Mahdhoh Muqoyat tapi masuk ke dalam jenis Ibadah Mahdhoh Muthlaqoh maupun Ibadah Ghoiru Mahdhoh, maka merupakan kesalahan yg fatal bila sifat Tauqif yg hanya berlaku utk jenis Ibadah Mahdhoh Muqoyat tersebut diterapkan utk jenis Ibadah Mahdhoh Muthlaqoh maupun Ibadah Ghoiru Mahdhoh .
============
PERTANYAAN KE EMPAT:
Apakah kalian merayakan hari jadi Nabi Muhammad ini karena ibadah atau main main???
.
JAWABAN SAYA:
Kami mengadakan Kegiatan Maulid Nabi Saw sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kami atas kelahirannya dan diutusnya Kanjeng Nabi Muhammad Saw sebagai Rohmat utk seluruh alam .
Cara bersyukur tidak ada aturan yg mengikat yg berhubungan dengan syarat, rukun, jumlah, waktu, tempat serta tata caranya .
Bersyukur boleh dilakukan dengan cara apa saja dan kapan saja selama waktu dan caranya tdk menabrak terhadap rambu rambu larangan yg di haramkan oleh Agama .
.
Demikian tanggapan saya menanggapi 4 pertanyaan yg diajukan oleh Penggiat Anti Maulid.
Semoga ada manfaatnya .
Source : https://www.facebook.com/nashrul.mukmin/posts/1517715264981028