Pakaian Nabi Muhammad SAW dan Bangsa Arab

Bicara jubah atau batik sebenarnya itu sedang bicara tentang luar bukan tentang dalam.

Ia sedang bicara casing bukan mesin.
Ia sedang membahas fisik bukan psikis.
Ia sedang mengutamakan raga bukan jiwa.
Ia sedang membanggakan kulit bukan isi.
Ia sedang mementingkan lahir bukan batin.
Ia sedang menyembah simbol bukan substansi.

Kita² ini orang yang terlalu kelewat bodoh untuk tak memahami statement Allah yang sangat popoler di telinga kita ini:

يَـٰبَنِىۤ آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَـٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat". (Qs 7:26)

Beberapa amsal (analogi) di bawah ini mungkin bisa dijadikan pelajaran.

1. Kalo kita melihat kemegahan gedung² tinggi pencakar langit, itu jangan lupakan peran besi dan semen yang lebur menyatu menjadi beton bertulang. Perannya sangat signifikan dalam menyangga kemegahan fisik luarnya.

Namun tempatnya ada di dalam, karena ia menyadari bahwa secara fisik ia buruk rupa dan belepotan. Kalau tampil di luar malah mencemari keindahan "jubah" gedung itu sendiri.

Meski keindahan dan kemegahan gedung² itu ada pada "jubah"  luarnya, namun semua itu tak akan berarti apa² kalau tak ada peran besi beton dan pondasi yang tak pernah terlihat. Dan yang penting ia tak pernah koar² bahwa beton lebih baik dari pada cat luar.

2. Hal yang sama juga bisa kita lihat pada sebuah pohon. Kalau kita melihat pohon yang rindang, daunnya yang hijau dan buahnya yang lebat, maka jangan sekali-kali menafikan peran akar yang berperan mengokohkan sang pohon dan mencari makanan untuk pohon agar tetap tumbuh dan berbuah lebat.

Sang akar terus bekerja tanpa merasa dirinya lebih baik. Ia merangsek kuat ke dalam tanah agar pohon semakin kuat manakala menerima hempasan angin dan buahnya bisa dinikmati pada setiap musimnya.

Sang akarpun tak pernah koar² bahwa "akar lebih baik daripada pohon dan buah".

Bahkan dalam Qur-an surat Ibrahim ayat 24-25, Allah lebih spesifik bicara tentang peran akar dari pada pohon dan buah. Adapun pohon dan buah adalah efek positif dari peran akar yang tak pernah terlihat di permukaan, karwna tempatnya di dalam tanah.

3. Begitu pula kendaraan² mewah yang berseliweran di jalan raya itu hanya menampilkan kesan fisik dan casing saja. Tanpa instrumen mesin yang tak pernah terlihat karena tempatnya ada di dalam, maka mobil² mewah itu hanyalah seonggok benda yang tak berharga.

Jikapun fisik atau casing mobil itu butut atau bahkan tiada, tapi mesinnya prima, maka mobil tanpa "jubah" itupun masih bisa diakui eksistensi kemobilannya.

4. Juga satu hal lagi yang kita tak bisa meremehkan, bahwa berkembang biaknya manusia di jagat raya ini juga atas peran "genthalo"  kita, salah satu organ manusia yang sangat tersembunyi tempatnya.

Ia tidak pernah tlolaar tloloor menonjol-nonjolkan dirinya di depan umum. Tapi dialah yang sangat berperan vital dalam mengembang biakkan reproduksi umat manusia di atas bumi ini.

Dia akan segera bersembunyi menutup diri rapat² setelah menunaikan tugas pentingnya yang sangat vital.

5. Musuh² Nabi saww seperti Abu Jahal, Abu Lahab, Abdullah bin Ubay  dan lain² juga pake jubah. Bahkan disana tak ada batik. Kalau parameternya adalah jubah dikatakan lebih baik daripada batik, berarti para pemakai jubah di sana orangnya baik semua.

Tapi apakah kenyataanya demikian? Ternyataa tidak. Karena Abu Jahal, Abu Lahab dan abu-abu yang lainnya ternyata tidak otomatis  menjadi baik lantaran atribut kejubahannya yang membalut tubuhnya tiap hari.

Bahkan nama Abu Lahab dibadikan dalam Qur-an di Surat Al Lahab sebagai musuh Allah dan musuh Nabi-Nya. Juga bahkan matinya mereka di tanah suci Mekkah. Bagaimana ini?

Sudahlah....,
Kita sebenarnya orang yang terlalu bodoh untuk tak memahami titah Allah yang berbunyi :

"Inna akromakum indallaahi atqaakum". Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah karena taqwanya.  (Qs. 49:13).

Dan juga sabda Nabi saww:
"Innallaaha laa yandhuru ilaa ajsaamikum wa laa ilaa shuwaarikum. Wakinna yandhuru ilaa quluubikum"
(Sesungguhnya Allah tidak melihat penampilanmu dan tidak pula melihat rupamu, tetapi Allah melihat hatimu").